Saya secara tidak sengaja membaca sebuah artikel dari dr. Angga Prasetya terkait dengan Air Alkali dengan Asam Lambung. Cukup menarik dan sebenarnya juga saya menderita asam lambung yang tinggi, sering bersendawa. Saya berbagi informasi semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Artikel mengenai asam lambung dengan air alkali
Air Alkali VS Asam Lambung
Oleh: dr. Angga Prasetya
Menanggapi concern teman-teman
semua mengenai pertanyaan: "gimana caranya air alkali bisa mengubah pH
tubuh? Bukannya kalau air itu masuk ke lambung, lalu terkena asam lambung
ujung-ujungnya jadi netral pH-nya?"
Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah: NO
Tapi kenapa jawabannya NO, kita
harus bisa memahami mekanismenya terlebih dahulu. Oke, ini dia penjelasannya...
pH di dalam lambung berkisar
antara 2-4, hal ini disebabkan oleh asam lambung atau HCl yang diproduksi. Asam
lambung menjadi sangat asam jika dipakai untuk mencerna protein berat seperti
misalnya daging hewan. Ingat, jika lambung tidak mengeluarkan HCl yang cukup,
maka makanan masuk ke dalam usus dalam kondisi kurang tercerna, dan seringkali
makanan tersebut terfermentasi karena kondisi ini. Kalau hal tersebut terjadi,
maka sangat berbahaya bagi tubuh, karena menyebabkan toksisitas meningkat, dan
terjadi proses acidifikasi. Apaan tuh? Toksisitas meningkat artinya makanan
yang tidak tercerna secara sempurna akan menyebabkan tubuh keracunan akibat
proses fermentasi tadi. Dan toksin atau racun yang masuk ke tubuh akan
menyebabkan pH tubuh menurun dan pH tubuh menjadi asam.
Jadi, walaupun asam lambung atau
HCl itu asam yang sangat kuat, namun itu asam yang baik, karena memegang
peranan fisiologis untuk pencernaan, dan perannya terbatas hanya di area
lambung saja, jadi asam lambung tidak akan membuat tubuh kita menjadi asam.
Karena memang dia ada hanya untuk menjalankan fungsi di area lambung saja.
Nah, jika kita minum air alkali,
maka pastinya pH lambung naik donk...ketika ini terjadi, maka otak akan
mendeteksi kondisi tersebut, lalu memerintahkan sel-sel parietal di dinding
lambung untuk memproduksi asam lambung lebih banyak sebagai respon alamiahnya,
karena tubuh akan berusaha mempertahankan situasi pH di dalam lambung agar
kembali ke kisaran pH 4. Dan semakin banyak air alkali yang masuk, maka semakin
banyak HCl yang diproduksi.
Nah lho, gimana tuh kalau
makin banyak asam lambung yang diproduksi, apakah nggak bahaya?
Jadi begini, agak teknis nih
urusannya...
Jadi begini, di lambung tuh nggak ada "kantong HCL", dan
karena pH asam lambung sangat asam, sehingga kalau ada kantongnya, pastilah
kantongnya bolong saking kuatnya asam lambung mencerna.
Sel parietal di dinding lambung
memproduksi HCl secara spontan, hanya ketika dibutuhkan. Atau bahasa gaulnya
"tergantung sikon gan..." Mereka memproduksi asam lambung dengan cara
memisahkan NaCl menjadi dua chemical yaitu HCl dan NaHCO3 (natrium bicarbonat).
NaHCO3 ini berperan sebagai alkali buffer. Apaan lagi tuh? Alkali Buffer adalah penetralisir asam.
HCl akan disekresikan ke dalam lambung, sedangkan NaHCO3 dialirkan ke dalam
aliran darah untuk di-deliver ke organ tubuh lain yang berperan dalam proses
pencernaan, termasuk liver dan pankreas. Liver memproduksi getah empedu,
sedangkan pankreas memproduksi pancreatic
juice, yang mengandung enzim dan NaHCO3.
Jadi, semakin banyak HCl diproduksi, maka semakin banyak juga NaHCO3
yang diproduksi?
Makin banyak makan durian ya
makin banyak sampahnya, makin banyak jahit baju ya makin banyak kain sisanya.
NaHCO3 diproduksi semakin banyak sesuai asam lambungnya. Hal ini sangatlah
penting, karena NaHCO3 diproduksi sebagai buffer
terhadap asam lambung. Nih rumus reaksi kimianya gan...
NaCl + H2O + CO2 = HCl (asam lambung) + NaHCO3 (buffernya)
Setelah makanan di lambung sudah
dicerna oleh asam lambung, diesebut dengan istilah chimus, maka chimus ini
sudah siap dikirim ke usus halus. Nah, chimus
ini kan masih asam, maka itulah di usus duabelas jari (duodenum), chimus ini di-buffer agar pH-nya menjadi netral, karena jika tidak, usus kita pastilah
hancur karena asam lambung ini. Selain itu, NaHCO3 juga berfungsi sebagai
buffer di dalam aliran darah, untuk menjada agar pH dalam darah tidak menjadi
terlalu asam. Ketika asam di aliran darah dinetralkan, maka terlepaslah CO2
dari reaksi penetralan tersebut, dan lalu dibawa ke paru untuk dilepaskan.
Dengan pola makan yang terlalu
asam (lihat tabel) maka proses buffer
ini nggak terkejar. Atau pola makan
sudah seimbang, namun seiring berjalannya usia, proses buffer juga nggak
terkejar. Akibatnya tubuh jatuh dalam keadaan asidosis, pH darah turun, lalu
timbullah berbagai macam penyakit.
Nah, makanan yang sudah
dinetralisir pH-nya, alias di-buffer di duodenum oleh getah empedu dan
pancreatic juice ini sudah siap untuk diproses di dalam usus halus, dan usus
besar, karena pH-nya sudah netral.
n fisiologi asam-basa makanan ane sudah paham, sekarang cerita air
alkalinya bagaimana gan?
Sabar gan, nih ane ceritain.
Air alkali mengandung
mineral-mineral basa, yang mineral-mineral basa tersebut kita butuhkan untuk
menetralisir keasaman di dalam aliran darah, cairan ektraseluler, cairan sendi,
dan jaringan-jaringan tubuh. Nah, jika asam-asam itu belum dinetralisir, maka
asam tersebut akan tetap bertahan disana, kenapa? Karena asam tidak dapat masuk
ke aliran darah untuk nantinya dieliminasi lewat ginjal. Kalau asam bisa masuk
darah dengan mudah mah bahaya atuh, seluruh sistem metabolisme kita bisa shut down mendadak.
Jadi, untuk setiap asam yang ada
di tubuh kita, maka tubuh kita selalu harus menyiapkan buffer-nya. Karena jika
tidak, maka pH tubuh turun, dan tubuh menjadi sakit. Jika asam berada di sendi,
maka sendri mengalami iritasi, dan terjadilah reaksi peradangan alias inflamasi
dan lalu terjadilah sakit sendi. Jika asam berada di organ seperti ginjal, maka
sel-sel di ginjal teriritasi dan terjadi reaksi peradangan, jadilah sindrom
nefritis, atau jika kerusakannya lebih luas, maka terjadi sindrom nefrotik. Di
hati, maka sel-sel hati teriritasi, terjadilah hepatitis. Jika sel-sel otot
teriritasi, maka sel otot kehilangan kemampuan bakar lemak, dan terjadilah
penumpukan lemak, dan obesitas. Lebih luas, jika asam mengiritasi sel-sel tubuh
secara umum, maka terjadi kerusakan reseptor di dinding sel, terjadilah
resistensi hormonal, diabetes mellitus tipe 2 sebagai contohnya.
Semua kondisi yang saya sebutkan
di atas itu akibat tubuh kekurangan cadangan mineral basa, dan/atau kelebihan
asupan asam. Nah, sesuai yang anda ketahui sekarang, kita membutuhkan asupan
mineral basa untuk mengkompensasi keadaan keasaman di tubuh. Semakin banyak
cadangan mineral basa, maka semakin mudah tubuh kita menanggulangi kondisi
keasaman tubuh.
Mineral basa yang terlarut dalam
air sangatlah penting. Sedangkan air mineral biasa, masih mengandung
mineral-mineral asam, yang secara fakta tidak kita butuhkan, lha wong asam
sudah banyak kita masukkan dari makanan-makanan kok, kalau ditambahkan dari air
lagi ya rugi donk. Maka itulah, makanan-makanan alkali sangat kita butuhkan
untuk menambah cadangan mineral basa di tubuh kita, begitupun air yang kita
minum sudah tidak mengandung mineral-mineral asam lagi.
Mengapa air zamzam sangat
berkhasiat untuk penyembuhan? Karena mineral basa yang terlarut sangatlah
banyak. Total dissolve solution air zamzam mencapai 1000. Jadi sekarang anda
tahu bahwa air mineral lebih bagus dibanding air yang tidak bermineral atau air
destilasi, dan air dengan mineral basa lebih bagus dibanding air yang
bermineral campur-campur. Jangan lupa kontrol berkala pH tubuh anda. pH tubuh
terrefleksi dari air liur ketika bangun pagi pertama kali. Gunakan pH meter
digital untuk mengetahui pH air liur anda secara kuantitatif.
Terimakasih, semoga bermanfaat bagi kita semua.
M. Erwinsyah
Mas, soal buffer basa yg di hasilkan lmbng sy paham, tp soal mineral alkali saya blm paham... air alkali yang masuk ke lambung juga tentunya menjadi asam karena ph lambung harus di angka 4, dan menjadi basa sbelum masuk ke usus.. Mineral basa dlm liquid berbentuk ion + dan harus mwngikat OH- baru menjadi senyawa basa, jd bagaimana mngkn mineral basa bisa menetralkan molekul asam?
BalasHapusKan sudah jelas diatas sana Mas Laksono,
Hapus"Dengan pola makan yang terlalu asam (lihat tabel) maka proses buffer ini nggak terkejar. " "Nah, jika kita minum air alkali, maka pastinya pH lambung naik donk...ketika ini terjadi, maka otak akan mendeteksi kondisi tersebut, lalu memerintahkan sel-sel parietal di dinding lambung untuk memproduksi asam lambung lebih banyak sebagai respon alamiahnya, karena tubuh akan berusaha mempertahankan situasi pH di dalam lambung agar kembali ke kisaran pH 4. Dan semakin banyak air alkali yang masuk, maka semakin banyak HCl yang diproduksi. Makin banyak makan durian ya makin banyak sampahnya, makin banyak jahit baju ya makin banyak kain sisanya. NaHCO3 diproduksi semakin banyak sesuai asam lambungnya. Hal ini sangatlah penting, karena NaHCO3 diproduksi sebagai buffer terhadap asam lambung. Nih rumus reaksi kimianya gan...
NaCl + H2O + CO2 = HCl (asam lambung) + NaHCO3 (buffernya)
Kesimpulan : dengan kita banyak minum Air Alkali (kangen water) maka buffer yg terbentuk akan semakin banyak, nah tugas buffer ini seperti bagian back di team sepakbola karena akan selalu berfungsi menjadi penetralisir / penjaga dari setiap asam yg masuk ke setiap bagian / organ tubuh sehingga tubuh tidak bersifat asam yang mana tubuh asam rentan terhadap penyakit.
Mantap gan, saya sedang coba therapy GERD lambung saya pakai kangen water, saya dapet info dari temen..moga aja berhasil...amin....
BalasHapusKangen waternya yang PH brp?
BalasHapusPhya ko beda2 ya q ko kurang paham
BalasHapus